Winarko Arief Tjahjono Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Ponorogo memasuki masa purna tugas pada tanggal 1 Januari 2023. Pria asli kelahiran Ponorogo ini mengawali karier pertama kali di Bappeda pada tahun 1990. Kamis 29 Desember 2022.
Ir. WINARKO ARIEF TJAHJONO, MM
Alumni Institut Pertanian Bogor ini kemudian melanjutkan karier di Bapemas hingga pada akhir tahun 2010. Winarko Arief Tjahjono kembali bertugas di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai Kepala Badan. (Bappeda – Litbang)
Kemudian, pada tahun 2013 menjadi Asisten Ekonomi dan Pembangunan sekaligus merangkap menjadi Plt. Kepala Dinas Perhubungan dan Kepala ULP selama kurun waktu 3,5 tahun.
Kepiawaian Winarko Arief tidak hanya disitu. Saat menjadi Plt. Kepala Dinas Perhubungan berhasil mengakses untuk mendapatkan anggaran ke pemerintah pusat untuk perbaikan terminal type A.
Rampung menyelesaikan segala persoalan di terminal type A (read : Terminal Seloaji) kemudian menjadi kepala BKD pada tahun 2016. Selama di BKD (masa dinas 5 tahun 6 bulan) sempat berganti nama badan hingga 2 kali. (BKPPD, BKPSDM)
Hingga pada tahun 2021, Winarko Arief memimpin BPPKAD Kabupaten Ponorogo. Perjalanan dan pengalaman selama berkarier, pria yang hobi bersepeda ini berhasil menyelesaikan masa tugasnya pada akhir tahun 2022.
“Setelah ini, saya akan beristirahat momong cucu. Saya tidak akan kemana mana mungkin akan bertani atau bercocok tanam, ungkap Winarko Arief.
Winarko Arief menuturkan saat dihadapkan pada suatu pekerjaan dan bukan merupakan disiplin ilmu dasar justru hal tersebut merupakan sebuah tantangan.
“Menurut saya, saat kita dihadapkan pada suatu pekerjaan dan itu bukan merupakan ilmu dasar kita justru disitu kita menemukan suatu tantangan untuk dapat menyelesaikan tugas,” tuturnya.
“Yang penting mau belajar dan terus belajar karena belajar tidak ada batasan usia,” Imbuhnya.
“Rencana saat pensiun nanti saya akan bertani hidroponik. Karena memang itu keahlian saya,” ungkap Winarko Arief sambil tersenyum lepas.
“Iya benar, back to basic menjadi petani hidroponik setelah tiga puluh dua tahun sembilan bulan saya mengabdi karena bertani hidroponik tidak memerlukan lahan yang luas untuk bercocok tanam,” pungakasnya. (tim)
